Pilkada Padang, 260.058 Masyarakat Golput

Pengamat Politik Universitas Andalas, Edi Indrizal.
Pengamat Politik Universitas Andalas, Edi Indrizal.
Pengamat Politik Universitas Andalas, Edi Indrizal.

Jumlah pemilih pada Pilkada Padang putaran kedua sungguh memprihatinkan. Tercatat dari jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 560.285 pemilih, hanya 300.227 atau 53,6 persen yang menggunakan hak pilihnya.

Berarti, jumlah pemilih yang tidak menggunakan haknya alias golput (golongan putih) ada sebanyak 260.058 atau 46,4 persen. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Kota Padang masih kurang berminat dalam berpartisipasi terhadap Pilkada Padang putaran kedua tersebut.

Bacaan Lainnya

Menurut Pengamat Politik Universitas Andalas, Edi Indrizal menyebutkan, tingginya angka golput pada Pilkada Padang disebabkan karena adanya lima faktor.

Adapun kelima faktor tersebut diantaranya masih banyak masyarakat yang menganggap tidak ada kepentingan dengan pasangan calon, masyarakat menganggap paslon memiliki kepentingan dengan kelompok tertentu, masyarakat belum cukup mengenal paslon hingga tidak terciptanya pilihan, masyarakat kenal dengan paslon tetapi sepengatahuannya mereka tidak menarik untuk dipilih dan permasalahan dalam adminstrasi serta teknis.

“Dari satu dari kelima faktor itulah masyarakat cenderung memilih golput. Disamping, masih banyaknya permasalahan admintrasi seperti tidak dapat undangan memilih dan teknis seperti mungkin ada pemilih yang bekerja dinas keluar Kota,” katanya saat ditemui di Universitas Andalas, Kota Padang, Rabu (12/3).

Lanjut Edi, angka golput Pilkada Padang putaran kedua mencapai 46,4 persen bukanlah hal yang baru. Menurutnya, angka golput memang terus tinggi terlihat dari Pilkada Padang tahun 2008.

“Tahun 2008 saja angka golput mencapai 43 persen, memang setiap kalinya Pilkada digelar, angka golput terus tinggi. Tidak hanya di Kota Padang saja, hampir merata pada sejumlah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat,” jelasnya.

Selain itu, kekalahan paslon Desri-James, disebut Edi karena kurangnya kerja keras dari tim pemenangan dalam merangkul suara walaupun sudah enam Partai yang menyatakan dukungannya.

“Walau sudah enam partai yang mendukung, tidak bisa kita katakan suaranya bisa tinggi. Karena, menurut saya tim Desri-James masih kurang dalam menata peluang tersebut,” tuturnya.

Disebut Edi, seharusnya tim Desri-James bisa merangkul suara dari paslon Michel-Jadi yang menempati urutan ketiga dalam putaran pertama. “Jika bisa Desri-James merangkul Michel-Jadi, otomatis mereka pun bisa menempati urutan pertama,”

Sementara, terkait rencana tim Desri-James yang akan menggugat Pilkada Padang putaran kedua ke Mahkamah Konstitusi (MK), menurut Edi, itu merupakan hak bagi setiap paslon yang telah diatur oleh Undang-undang.

“Jika adanya tudingan kecurangan yang ditemukan tim Desri-James harus ada pembuktiannya. Kalau mereka pun menyatakan akan menggugat ke MK itu sah-sah saja, tapi harus dipikirkan dan diselidiki dulu kebenarannya,” katanya.

Sebelumnya, Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pilkada Padang putaran kedua memenangkan paslon Mahyeldi-Emzalmi dengan perolehan 148.864 suara atau 50,29 persen. Sedangkan, pesaingnya, Desri-James memperoleh 147.166 suara atau 49,71 persen.

Dijadwalkan dalam dua hari kedepan, tim paslon Desri-James akan melakukan gugatan kepada Mahkamah Konstitusi terkait sejumlah temuan kecurangan yang didapatkannya.

Pos terkait