Pedagang ‘Pisang Kapik’ Gaet Pelanggan Tetap Dengan Instagram

Capture Instagram May_teta. Foto : Istimewa
Capture Instagram May_teta. Foto : Istimewa
Capture Instagram May_teta. Foto : Istimewa

Uni May, begitulah para pelanggannya memanggil seorang wanita berumur 35 tahun yang berjualan Pisang Kapik (Pisang Bakar) termasuk Jagung Bakar di kawasan Jembatan Siti Nurbaya.

Berjualan Pisang Bakar dengan harga Rp.6000, Uni May terlihat sangat akrab bercengkrama dengan para pelanggannya. Menurutnya, pelanggan tidak hanya pembeli, namun juga dapat diajak menjadi teman.

Keunikan Uni May dalam menggaet pelanggan tetap ditempuhnya dengan jalan media sosial Instagram dengan akun may_teta. Setiap kali para pelanggannya datang, pasti ia menyempatkan untuk berfoto dan memasukkannya ke aplikasi foto sosial media terbesar dunia tersebut.

Tim Kabarpadang pun mencoba mengkorek lebih dalam tujuan dari Uni May dalam melakukan langkah pendekatan pelanggan tersebut. Diutarakannya, cara ini telah dimulainya semenjak akhir tahun 2014 hingga saat ini followernya pun telah mencapai 400 pengikut.

Awal mulanya, para pelanggan yang kebanyakan kaula muda Kota Padang tersebut sering meminjam handphonenya untuk sekedar berfoto-foto di Jembatan tersebut. “Banyak anak-anak muda kalau datang pinjam handphone saya cuma buat foto. Kemudian, suatu hari, entah siapa yang punya kerja, foto-foto pada galeri saya sekitar 500 foto hilang,” ujarnya disela-sela berjualannya, Jumat (24/7).

Kemudian, ia pun mencari akal bagaimana kejadian serupa tidak lagi terulang. Didapatkanlah, Instagram sebagai sarananya yang diketahuinya sendiri dari pelanggannya. “Saya pikir, setiap foto saya masukin Instagram pasti tidak akan hilang. Kemudian, lihat fotonya juga lebih mudah,” tuturnya.

Tidak hanya untuk sosial media, disitulah awal mula Uni May terpikir untuk menggunakan sarana Instagram sebagai tempat promosi gratis dan berhubungan dengan para pelanggannya. “Iya, saya pikir, bisa juga untuk promosi kepada pelanggan saya. Disana, kan ada fitur komentarnya, jadi kadang pelanggan tanya, buka gak warungnya, bisa langsung saya jawab ke para pelanggan,” jelasnya.

Menurutnya, cara ini cukup ampuh untuk usahanya dalam menggaet pelanggan tetap. “Pelanggan kan datangnya gak sekali, pasti banyak yang berkali-kali. Setiap mereka ke Jembatan Siti Nurbaya, pasti mereka ke tempat saya, walaupun banyak tempat lainnya, karena hubungan kedekatan saya di sosial media itu,” terangnya.

Bahkan, menurutnya dengan memposting foto pelanggan di Instagram, pengguna lainnya juga melihat, terlebih temannya sendiri. “Jadi gini, pelanggan juga ada teman, kadang temannya comment, dimana itu, terus bisa saya jawab dengan komentar juga, jadi ajang promosi juga bagi saya,” katanya.

Semenjak bermain sosial media tersebut, omsetnya juga cukup bertambah. Karena yang ia incar adalah pelanggan tetap yang selalu mampir ke tempat usahanya tersebut. Disamping itu, dengan cara tersebut, usahanya juga bisa dikenal orang banyak dengan nama ‘Pisang Kapik Ni May’.

Setiap harinya, Uni May membuka dagangannya mulai dari jam 4 sore hingga jam 11 malam. “Kalau lebaran lebih cepat, jam 11an sudah buka, tutupnya jam 12an, kan wisatawannya juga ramai,” tuturnya.

Pos terkait