
Maraknya aksi penjambretan di kota Padang, membuat geram Kapolresta Padang, Kombes Pol Wisnu Andayana. Dia pun langsung menurunkan atensi penuh kepada personelnya untuk melakukan ‘tembak ditempat’ terhadap para pelaku jambret yang meresahkan tersebut.
Hal ini beriringan dengan meninggalnya guru SMP akibat aksi penjambretan yang terjadi pada Rabu (29/1) lalu. Atensi diberikannya agar memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan kriminal tersebut.
”Instruksi tembak di tempat sudah dikeluarkan Kapolda dan Polresta siap untuk melaksanakan itu. Aksi mereka ini sudah tidak bisa di tolerir lagi, ini sudah korban ketiga,” katanya saat ditemui, Sabtu (2/2) kemarin.
Pihaknya juga berjanji akan terus berusaha maksimal dalam mengungkap dan menangkap para pelaku penjambretan yang sangat meresahkan masyarakat saat ini. “Ibu-ibu diminta untuk hati-hati dan waspada dalam berkendaraan karena incaran pelaku umumnya adalah para wanita. Kita himbau mereka jangan gunakan perhiasan yang berlebihan,” harapnya.
Kejadian seperti yang dialami Fatmiwati sebelumnya juga pernah terjadi pada Agustus 2012 lalu. Saat itu, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Simpang Haru Kecamatan Padang Timur Yetti Yusuf (52) tewas setelah mengejar pelaku jambret yang merampas tasnya. Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Aur Duri. Dia mengalami kecelakaan ketika mengejar jambret yang merampas tasnya yang berisi uang beras miskin (raskin).
Pada akhir Juli 2012, seorang guru SMA Semen Padang juga tewas saat menahan tasnya ketika melintas di Jalan Sudirman, tepatnya di depan RRI Padang. Korban yang merupakan istri seorang pengacara ini pun tewas ditempat setelah kepalanya menghantam trotoar jalan saat didorong jambret dari arah belakang, sementara sang suami mengalami luka ringan.