Di Palembang, Bayi 28 Hari Meninggal Akibat Kabut Asap

Ilustrasi Kabut Asap.
Ilustrasi. Foto : Liputan6.com
Ilustrasi. Foto : Liputan6.com

Korban jiwa akibat kabut asap bertambah lagi. Kali ini menimpa Husen, bayi berusia 28 hari asal Palembang. Dia meninggal akibat ISPA, setelah kabut asap kategori berbahaya, menyeruak masuk ke rumahnya di Jalan Talang Banten Lorong Banten 1 Kelurahan 16 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU) II.

Anak ketiga dari pasangan Hendra Saputra (33) serta Musidah (34) ini menghembuskan napas terakhir, Selasa 6 Oktober sekira pukul 19.30 WIB.

Bacaan Lainnya

Menurut Hendra, putranya lahir pada 11 September lalu, dalam kondisi sehat. Berat badan dan panjangnya normal. Namun, beberapa hari terakhir asap di Palembang sangat pekat, bercampur abu. “Anak saya memang tidak dibawa ke luar rumah, tapi asap yang masuk ke dalam rumah. Lantai jadi kotor menghitam karena abu,” jelasnya saat dihubungi Okezone, Kamis (8/10/2015).

Setelah itu, Husen mulai kena pilek, badannya juga panas, nyusu tidak mau. Bernapasnya lewat mulut, mungkin karena hidungnya tersumbat. Obat batuk sudah diberikan, tapi belum ada perubahan. “Takut semakin parah, anak saya kami bawa ke rumah sakit Muhammadiyah Plaju. Katanya, anak kami itu terkena infeksi di saluran pernapasannya dan banyak lendir, hingga sulit bernafas,” jelasnya.

Sempat dirawat selama tiga hari, tapi Tuhan berkehendak lain, Husen akhirnya menambah barisan korban jiwa akibat kabut asap. Bayi malang ini dimakamkan di TPU Naga Swidak sekira pukul 10.00 WIB, Rabu 7 Oktober.

Hendra yakin, korban kabut asap ini tidak hanya Husen anaknya, masih banyak bayi lain yang juga terancam jiwanya. Hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah, untuk lebih arif mengambil tindakan. “Tidak usah gengsi mengatakan kalau kita memang lagi mengalami bencana asap,” katanya.

Malahan yang terjadi, dua hari seberapa sebelum anaknya meninggal, pemerintah Provinsi malah mengatakan di media bahwa udara di Palembang sudah aman, Ispu turun jadi 90. “Faktanya, tidak usah pakai alat macam-macam, kabut asap tebal sudah bisa dirasakan dampaknya. Jadi, janganlah ditutup-tutupi, biar masyarakat juga lebih waspada,” keluhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang. Anton Suwindro tidak membantah bahwa akhir-akhir ini rumah sakit banyak diisi oleh penderita ISPA. “Bulan ini saja ada sekitar 15.474 kasus penderita ISPA, jumlah itu lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya yang mencatat 17.474,” katanya.

Dia melanjutkan kondisi asap di Palembang fluktuatif, kadan masuk katagori berbahaya dengan ISPU di atas 300, kadang juga normal sampai Ispu diangka 90. “Untuk antisipasi, diimbau disiplin pakai masker,” singkatnya.

(Okezone)

Pos terkait